Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi, numerasi dan
partisipasi sekolah siswa SD. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptifkualitatif dengan melibatkan 847 siswa kelas VI SD dari 39 SD di
Kabupaten Landak. Data dikumpulkan melalui angket, observasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi membaca, berhitung dan partisipasi
sekolah adalah: 1) Motivasi belajar, 2) Kebiasaan literasi dan numerasi, 3)
Peran orang tua, 4) Ketersediaan fasilitas membaca dan berhitung di sekolah dan
di rumah, 5) Proses pembelajaran, dan 6) Lingkungan dan iklim belajar di
sekolah. Sedangkan faktor yang mempengaruhi partisipasi sekolah siswa ke
jenjang yang lebih tinggi adalah: 1) Motivasi dan kesadaran pendidikan siswa,
2) Dukungan orang tua, dan 3) Akses dan kualitas sekolah. Data juga
menunjukkan bahwa beberapa faktor literasi-numerasi dengan nilai respon siswa
kurang dari 70% meliputi kebiasaan literasi-numerasi, peran orang tua, dan
iklim belajar. Sedangkan untuk APS, diperlukan perhatian khusus pada faktor
akses dan kualitas sekolah.
Laporan ini memberikan gambaran Tentang kondisi Kualitas Air dan rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air berdasarkan hasil pengujian lapangan dan laboratorium mengenai Sistem Pengolahan Air Bersih (SPAB) Kabupaten Landak
Substansi kajian berfokus pada pemaparan mengenai penyusunan rencana
tata kelola jaringan irigasi pertanian di Kabupaten Landak. Seperti kita ketahui
bahwa salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian yaitu sektor
pertanian mengingat fungsi dan perannya dalam penyediaan pangan bagi penduduk,
pakan dan energi, serta tempat bergantungnya mata pencaharian penduduk di
perdesaan. Sektor ini mempunyai sumbangan yang signifikan dalam pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan
petani, sehingga pembangunan pertanian dapat dikatakan sebagai motor penggerak
dan penyangga perekonomian nasional. Dalam rangka upaya khusus peningkatan
produksi padi, salah satu program yang dilaksanakan yaitu Rencana Tata Kelola
Jaringan Irigasi Pertanian di Kabupaten Landak yang merupakan faktor penting
dalam proses usaha tani lokal. Pengelolaan jaringan irigasi sendiri meliputi berbagai
kegiatan diantaranya operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di
lokasi pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan petani lokal. Oleh karena
hal tersebut, sistem irigasi ini hanya dapat bertahan satu musim dengan resiko roboh
atau rusak karena luapan air sungai. Secara umum, sebagaimana disimpulkan oleh
Bupati Kabupaten Landak bahwa sarana prasarana bidang pertanian di Kabupaten Landak belum terpenuhi atau tidak berimbang terhadap luasnya wilayah pertanian
dan petani di Kabupaten Landak. Sehingga, dibutuhkan rencana tata kelola jaringan
irigasi pertanian di Kabupaten Landak untuk menghadirkan berbagai solusi bidang
pertanian yang berkaitan dengan infrastruktur irigasi di wilayah ini.
Substansi kajian berfokus pada pemaparan mengenai penyusunan rencana
kebutuhan alat mesin pertanian di Kabupaten Landak. Penggunaan alat mesin
pertanian (alsintan) pada saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok petani untuk
mengelola usahataninya seperti mengolah tanah, tanam, panen dan pasca panen,
mengingat tenaga kerja/buruh tani yang semakin sulit diperoleh dan mahal. Hal ini
karena banyak tenaga kerja yang beralih profesi ke non pertanian yang menurut
mereka lebih menjanjikan dibanding di sektor pertanian yang hanya pada musim-
musim tertentu saja. Sehingga pada gilirannya kesulitan mencari tenaga kerja untuk
menggarap lahan sawahnya, mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi mahal.
Penghasil besar terbesar di Kabupaten Landak pada tahun 2021 ialah Kecamatan
Sengah Temila, Kecamatan Mandor, Kecamatan Sompak, Kecamatan Menjalin,
Kecamatan Mempawah Hulu, Kecamatan Sebangki, Kecamatan Banyuke Hulu,
Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Jelimpo.
Penyusunan kebutuhan alat mesin pertanian ini diharapkan akan
meningkatkan produksi, nilai tambah serta menekan susut hasil pertanian yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Penerapan alat mesin
pertanian (alsintan) ini masih ditandai oleh beberapa kendala yaitu ketersediaan
alsintan produksi maupun pasca panen yang belum mencukupi, penempatan dan
pemanfaatan alsintan yang belum optimal, kemampuan petani yang masih terbatas dalam penggunaan alsintan serta kemampuan ekonomi petani pengguna alsintan
yang masih rendah, sedangkan harga alsintan pada umumnya masih belum
terjangkau oleh para petani pengguna terutama untuk jenis produk impor. Oleh
karena itu diperlukan peranan pemerintah yang bersinergi dengan instansi lainnya
dalam rangka mewujudkan tercapainya kesejahteraan petani agar mampu
mengembangkan teknologi mekanisasi khususnya pada wilayah
Kabupaten Landak sebagai daerah yang memiliki tingkat produksi subsektor
tanaman pangan yang tinggi. Oleh karena itu, kajian “Penyusunan Rencana
Kebutuhan Alat Mesin Pertanian di Kabupaten Landak” ini sangat diperlukan guna
membantu memberikan data tervalidasi untuk pembangunan sektor pertanian di
Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.