Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak itu lahir, yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.
Anak yang tumbuh dengan stunting akan mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotorik. Hal ini akan berdampak pada proporsi kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan data operasi timbang di bulan Agustus 2020, jumlah balita pendek dan sangat pendek di Kabupaten Landak sebanyak 5.854 atau 28,2% dari total 20.773 balita.
Pengentasan stunting memerlukan komitmen para pengambil kebijakan di daerah dan pendayagun1aan kemampuan stakeholder di tingkat kabupaten, dalam melakukan perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi serta advokasi sosialisasi dan komunikasi interpersonal. Dalam pelaksanaan Program/Kegiatan Prioritas Nasional Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Landak, maka dilaksanakan Kegiatan Rencana Aksi ke-3 Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S) Kabupaten Landak Tahun 2021, dengan tema “Rembuk Stunting” yang dilaksanakan Kamis, 6 Mei 2021 di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Landak.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya untuk mengantisipasi bertambahnya balita stunting dan strategi penanganan stunting. Selain itu, rembuk stunting merupakan salah satu aksi dari 8 aksi konvergensi penurunan stunting yang terintegrasi. Melalui kegiatan KP2S ini diharapkan dapat menjadi komitmen bersama, sebagai dasar penyusunan rencana intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting, yang nantinya dimuat di dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) atau Rencana Kerja (Renja) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahun berikutnya.
Untuk ke depannya diharapkan target indikator pembangunan Bidang Kesehatan, yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 tahun dapat tercapai. Dengan demikian akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta menghasilkan generasi penerus yang memiliki kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar dan berkompetisi, sebagai modal dasar pembangunan di Kabupaten Landak. (Micha)